Pertanyaan tentang siapa yang harus diutamakan antara istri atau ibu menurut Islam sering kali menjadi dilema besar dalam kehidupan rumah tangga. Tidak sedikit konflik keluarga bermula dari kesalahpahaman dalam memposisikan peran ibu dan istri. Di satu sisi, Islam sangat menjunjung tinggi bakti kepada orang tua, khususnya ibu. Di sisi lain, seorang suami juga memiliki kewajiban penuh terhadap istri yang telah dinikahinya.
Islam sebagai agama yang sempurna tentu tidak mengajarkan pilihan yang memecah belah. Justru Islam memberikan panduan yang adil, proporsional, dan penuh hikmah agar seorang laki-laki mampu menjalankan kedua peran tersebut dengan seimbang.
Kedudukan Ibu dalam Islam Sangat Tinggi
Tidak ada keraguan bahwa ibu memiliki kedudukan yang sangat mulia dalam Islam. Rasulullah SAW menegaskan keutamaan ibu dalam banyak hadis. Salah satu yang paling terkenal adalah ketika seorang sahabat bertanya:
“Wahai Rasulullah, kepada siapa aku harus berbakti pertama kali?”
Rasulullah menjawab: “Ibumu.”
Ia bertanya lagi: “Kemudian siapa?”
Rasulullah menjawab: “Ibumu.”
Ia bertanya lagi: “Kemudian siapa?”
Rasulullah menjawab: “Ibumu.”
Ia bertanya lagi: “Kemudian siapa?”
Rasulullah menjawab: “Ayahmu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menunjukkan betapa besarnya hak ibu atas anaknya. Bahkan ridha Allah sangat bergantung pada ridha orang tua. Oleh karena itu, durhaka kepada ibu termasuk dosa besar dalam Islam.
Namun, penting dipahami bahwa keutamaan ibu sebagai orang tua tidak otomatis meniadakan hak istri sebagai pasangan hidup.
Hak dan Kedudukan Istri Menurut Islam
Setelah menikah, seorang perempuan menjadi istri yang sah, dan Islam memberikan hak-hak yang jelas kepadanya. Seorang suami memiliki tanggung jawab penuh terhadap istri, baik secara lahir maupun batin. Allah SWT berfirman:
“Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain dan karena mereka telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.”
(QS. An-Nisa: 34)
Ayat ini menegaskan bahwa suami berkewajiban:
-
Memberi nafkah
-
Memberikan tempat tinggal
-
Melindungi dan membimbing istri
-
Berlaku adil dan berbuat baik
Dalam konteks ini, istri bukan pihak kedua setelah ibu, melainkan amanah besar yang harus ditunaikan oleh suami.
Apakah Islam Menyuruh Memilih Salah Satu?
Jawabannya: tidak. Islam tidak mengajarkan seorang laki-laki untuk memilih antara ibu atau istri. Yang diajarkan adalah menempatkan hak sesuai porsinya.
Para ulama menjelaskan bahwa:
-
Ibu memiliki hak bakti dan penghormatan
-
Istri memiliki hak nafkah, perhatian, dan kepemimpinan
Keduanya tidak boleh disamakan secara mutlak, karena kedudukan dan relasinya berbeda. Seorang ibu tidak berhak mengatur rumah tangga anaknya secara berlebihan, sebagaimana seorang istri juga tidak boleh melarang suami berbakti kepada ibunya.
Kapan Istri Didahulukan?
Dalam beberapa kondisi, istri memang harus didahulukan, terutama dalam hal yang menjadi kewajiban suami, seperti:
-
Nafkah harian
-
Tempat tinggal
-
Perlindungan dan kenyamanan rumah tangga
Jika seorang suami lalai memenuhi hak istri demi memenuhi keinginan ibu yang tidak wajib, maka itu termasuk bentuk ketidakadilan. Hal ini karena kewajiban terhadap istri adalah tanggung jawab langsung yang akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah.
Kapan Ibu Harus Diutamakan?
Sebaliknya, ibu harus diutamakan dalam urusan bakti, seperti:
-
Berbuat baik
-
Merawat ketika sakit
-
Membantu kebutuhan dasar ibu
-
Menjaga perasaan dan kehormatan ibu
Selama permintaan ibu tidak melanggar syariat dan tidak menzalimi istri, maka kewajiban berbakti tetap harus dijalankan.
Prinsip Keadilan dan Musyawarah dalam Islam
Islam sangat menekankan keadilan dan musyawarah. Seorang suami ideal adalah mereka yang mampu menjadi penengah, bukan pemicu konflik. Komunikasi yang baik antara suami dan istri sangat penting agar istri memahami kewajiban suami terhadap ibunya, dan sebaliknya.
Rasulullah SAW sendiri adalah contoh terbaik. Beliau sangat berbakti kepada keluarga dan sangat memuliakan istri-istrinya tanpa mengurangi hak siapa pun.
Kesalahan yang Sering Terjadi di Masyarakat
Beberapa kesalahan umum yang sering memicu konflik:
-
Suami membela ibu secara membabi buta meski ibu bersikap zalim
-
Suami menelantarkan istri demi menyenangkan ibu
-
Istri melarang suami berbakti kepada orang tua
-
Ibu terlalu mencampuri urusan rumah tangga anak
Semua sikap ini bertentangan dengan ajaran Islam yang mengedepankan keseimbangan dan akhlak.
Kesimpulan: Bijak Menempatkan Hak, Bukan Membandingkan
Jadi, utamakan istri atau ibu menurut Islam bukanlah soal memilih, melainkan soal menunaikan hak masing-masing secara adil dan proporsional. Ibu tetap harus dihormati dan dibaktikan, sementara istri wajib dipenuhi haknya sebagai pendamping hidup.
Seorang laki-laki yang bertakwa adalah mereka yang mampu:
-
Berbakti kepada orang tua tanpa menzalimi istri
-
Mencintai istri tanpa durhaka kepada ibu
-
Menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana
Dengan memahami ajaran Islam secara utuh, konflik rumah tangga dapat diminimalisir dan keharmonisan keluarga dapat terjaga.


