Tips Desain Interior untuk Generasi Z

Generasi Z atau Gen-Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, tumbuh dalam dunia yang sangat berbeda dari generasi sebelumnya. Mereka adalah digital native sejati yang akrab dengan teknologi sejak usia dini, memiliki kesadaran sosial dan lingkungan yang tinggi, serta sangat menjunjung tinggi nilai orisinalitas dan ekspresi diri. Hal ini tercermin dalam banyak aspek kehidupan mereka—termasuk dalam cara mereka mendesain dan mengatur ruang pribadi mereka.

Desain interior untuk Gen Z bukan sekadar soal estetika. Ini adalah bentuk representasi diri, pernyataan nilai, dan bahkan refleksi dari identitas digital mereka. Artikel ini akan membahas secara mendalam karakteristik desain interior yang sesuai dengan preferensi Gen Z, serta bagaimana tren ini mencerminkan perubahan budaya dan sosial yang lebih luas.

1. Ekspresi Diri: Ruang sebagai Cerminan Identitas

Generasi Z dikenal sebagai generasi yang sangat peduli dengan identitas pribadi. Mereka ingin dilihat sebagai individu yang unik, berbeda dari yang lain, dan autentik. Dalam desain interior, hal ini tercermin pada kecenderungan untuk menciptakan ruang yang sangat personal, bukan sekadar mengikuti tren yang sedang viral.

Misalnya, mereka lebih memilih mencampur elemen desain dari berbagai era dan gaya—seperti memadukan furniture bergaya vintage dengan dekorasi modern minimalis—daripada membeli seluruh set furnitur dari satu katalog. Dinding kamar mereka bisa dihiasi dengan poster band indie favorit, kutipan motivasi, karya seni digital, bahkan hasil DIY (Do It Yourself) yang mereka buat sendiri. Prinsip utamanya adalah: “This is who I am.”

2. Multifungsi dan Fleksibilitas: Ruang Serba Guna

Bagi banyak Gen Z, terutama yang tinggal di kota-kota besar, ruang tinggal yang sempit adalah realitas sehari-hari. Maka, desain interior yang cerdas dan multifungsi menjadi sangat penting. Mereka membutuhkan ruang yang bisa berubah fungsi dengan mudah—dari tempat tidur menjadi ruang belajar, dari sudut kerja menjadi studio konten, atau dari area santai menjadi tempat live streaming.

Desain modular, furnitur lipat, meja kerja yang bisa disimpan, serta tempat penyimpanan tersembunyi adalah elemen kunci. Fleksibilitas ini tidak hanya mencerminkan kebutuhan praktis, tetapi juga menunjukkan bahwa Gen Z hidup dalam dunia yang terus berubah dan dinamis.

3. Teknologi Terintegrasi: Smart Living yang Nyaman

Sebagai generasi yang sangat akrab dengan teknologi, Gen Z tidak hanya ingin ruang yang estetis, tetapi juga pintar. Integrasi teknologi ke dalam desain interior menjadi hal yang sangat penting. Lampu pintar yang bisa diatur dengan aplikasi, sistem audio nirkabel, speaker pintar seperti Google Nest atau Alexa, hingga pengatur suhu otomatis menjadi bagian dari gaya hidup mereka.

Namun, berbeda dari generasi sebelumnya yang mungkin terpukau oleh kecanggihan teknologi itu sendiri, Gen Z lebih fokus pada pengalaman pengguna. Mereka ingin teknologi yang mudah digunakan, tidak mengganggu estetika ruang, dan bisa meningkatkan produktivitas atau kenyamanan secara signifikan.

4. Sustainability: Desain yang Bertanggung Jawab

Kesadaran lingkungan menjadi nilai penting bagi Gen Z. Dalam desain interior, hal ini terlihat dari preferensi mereka terhadap bahan daur ulang, produk ramah lingkungan, hingga furnitur second-hand. Alih-alih membeli baru, banyak dari mereka yang justru merasa bangga saat bisa mendaur ulang, memperbaiki, atau meng-upcycle furnitur lama.

Desain berkelanjutan tidak hanya berarti memilih bahan yang eco-friendly, tetapi juga menciptakan ruang yang tahan lama dan tidak cepat bosan. Mereka menghindari desain yang cepat usang (fast design), dan lebih memilih elemen yang bisa bertahan dalam jangka panjang, bahkan jika itu berarti lebih mahal di awal.

5. Warna, Tekstur, dan Estetika Visual

Secara visual, desain interior ala Gen Z bisa sangat beragam—namun ada pola umum yang bisa dikenali. Mereka cenderung menyukai warna-warna lembut seperti pastel, earth tone, atau warna-warna netral yang bisa dipadupadankan dengan mudah. Tapi di sisi lain, mereka juga tidak takut bereksperimen dengan warna-warna cerah sebagai aksen.

Tekstur memainkan peran penting dalam menciptakan suasana ruang. Material seperti rotan, linen, kayu mentah, hingga dinding unfinished sering dipilih untuk menciptakan kesan alami dan hangat. Tak jarang, mereka juga memadukan tekstur kasar dan halus dalam satu ruang untuk menciptakan kontras yang menarik.

Estetika visual yang sering muncul dalam ruang Gen Z antara lain gaya minimalist meets maximalist, desain bergaya Korea, gaya boho-modern, hingga gaya industrial dengan sentuhan feminim. Semua dipilih bukan karena sedang tren, tetapi karena sesuai dengan vibe dan identitas mereka sendiri.

6. Ruang Digital vs Fisik: Harmoni Dua Dunia

Uniknya, bagi Gen Z, ruang fisik dan ruang digital adalah dua sisi dari mata uang yang sama. Kamar mereka bukan hanya tempat tidur atau belajar, tapi juga latar belakang konten TikTok, Instagram, atau YouTube. Karena itu, pencahayaan, latar belakang visual, bahkan penempatan objek dalam ruangan sangat diperhatikan agar tetap estetik ketika direkam kamera.

Mereka sering merancang sudut khusus untuk konten: bisa berupa pojok tanaman hias, rak buku dengan pencahayaan LED, atau meja kerja minimalis yang terlihat rapi dan stylish di layar. Desain interior tidak lagi hanya tentang kenyamanan pribadi, tetapi juga tentang aesthetic presence di dunia maya.

Desain interior untuk Generasi Z adalah perpaduan antara estetika, fungsi, dan nilai. Bukan sekadar mengikuti tren, melainkan tentang menciptakan ruang yang benar-benar mereka banget—ruang yang hidup, berubah, dan tumbuh seiring waktu. Di tengah tantangan ruang terbatas, krisis iklim, dan tekanan sosial digital, Gen Z menjadikan desain interior sebagai salah satu bentuk perlawanan sekaligus ekspresi diri.

Bagi para desainer interior, memahami Gen Z berarti lebih dari sekadar mengikuti warna atau bentuk favorit. Ini soal memahami nilai-nilai yang mereka bawa: keaslian, fleksibilitas, tanggung jawab, dan koneksi yang mendalam dengan ruang tempat mereka tinggal dan berkembang. Karena bagi Generasi Z, rumah bukan hanya tempat tinggal—itu adalah cerminan siapa mereka, hari ini dan masa depan.

support person

Jika Rekan Alit memiliki keluhan dan masukan untuk Manajemen Omahalit, jangan sungkan untuk menghubungi kami.

Better Living for Today and Tomorrow